Setelah berbulan-bulan merancang dengan saksama dan detail segala persiapan pernikahan seperti, gaun, lokasi, daftar undangan, dan lain lainnya, pusing tujuh keliling pun tak bisa dihindarkan. Tapi, itu bukan alasan Anda boleh melonggarkan pengawasan terhadap urusan lain yang tak kalah penting yaitu kesempatan untuk mengabadikan hari bahagia Anda lewat wedding photography.
Memilih yang terbaik tentu pantas Anda lakukan, mengingat kenangannya akan Anda bawa seumur hidup. Karena tanpa disadari oleh banyak calon mempelai, ada 9 hal yang bisa membuat foto-foto pernikahan mereka yang seharusnya bisa sempurna berubah kacau dan (sebaiknya) layak dilupakan. Anda pasti tak mau menghadapi risiko semacam ini kan?
1. Tak jeli memilih fotografer
Sebelum memutuskan siapa fotografer yang beruntung mengabadikan mempelai cantik seperti Anda, manfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk bukan hanya melihat-lihat, tapi juga mengamati portfolio mereka. Jika fotografer tanpa pengalaman dan keahlian yang baik yang Anda pilih karena alasan untuk menghemat dana, bersiap-siaplah menanggung risikonya. Jika vendor foto yang sedang Anda incar tak bersedia memberi keleluasaan untuk memilih fotografer yang Anda yakini kemampuannya, jangan ragu untuk angkat kaki dan mencari lagi.
2. Kurang kesempatan untuk bertukar pikiran
Anda pasti tahu, segala sesuatu yang direncanakan dengan baik tentu akan menghasilkan sesuatu yang jauuuuh lebih baik juga. Untuk itu, usahakan menyediakan waktu untuk bertukar pikiran dengan fotografer yang Anda pilih. Jangan ragu mengungkapkan apa pun yang Anda harapkan dari dia. Satu minggu sebelum Hari H, ingatkan kembali si fotografer tentang rencana yang sudah dibicarakan sebelumnya. Jika Anda punya permintaan yang lebih spesifik, ide-ide lain untuk diwujudkan, atau hal-hal apa yang justru jangan sampai masuk ke dalam foto-foto perkawinan Anda, ungkapkan saja. Ini penting karena ada beberapa tempat ibadah yang memiliki area yang tak boleh difoto.
3. Tak ada photo “wish list”
Pernah punya mimpi berfoto romantis dengan si dia atas bukit, di tengah ladang/persawahan? Atau di tengah hiruk pikuk lalu lintas kota besar? Tunjukkan gambar-gambar yang ada di majalah, foto-foto lama, atau gambar visual lain yang bisa membantu si fotografer untuk menangkap dan menerjemahkan harapan Anda. Jadi jika anda tidak mempunyai photo “wish list” yang anda ungkapkan ke fotografer, maka si fotografer tentu tidak akan tahu harapan anda. Namun, hal tersebut harus pula anda ukur dan sesuaikan dengan paket foto yang anda pilih.
4. Hanya mengabadikan pose atau acara tertentu
Setiap album foto perkawinan pasti memiliki foto-foto dengan pose formal atau acara-acara resmi dari sebuah pesta pernikahan. Tapi Anda tak harus berhenti dan menyamakan foto-foto perkawinan Anda dengan milik mempelai lain. Miliki foto-foto saat Anda dan si dia melakukan aktivitas santai seperti berdansa, ngobrol dengan tamu-tamu undangan, atau sekadar bertukar pandang dengan si dia di pelaminan. Momen-momen santai dan sederhana, tapi tak kalah berartinya. Oleh sebab itu penting artinya anda memilih expose sebelum foto-foto tersebut diolah menjadi sebuah album.
5. Waktu yang kurang tepat
Matahari bersinar cerah, langit biru memukau mata. Anda mungkin berpikir ini saat yang tepat untuk berfoto. Mmm, tolong dipikir lagi. Matahari yang bersinar terik menciptakan bayangan yang keras dan tajam pada wajah. Dan ini, akan menghasilkan foto yang buruk. Bersabarlah hingga matahari sore muncul. Jadi komunikasikan kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemotretan dengan pihak fotografer, sebab pastinya si fotografer lebih tahu dan paham saat-saat yang tepat tersebut.
6. Tampil berkeringat dan berminyak di foto
Siapa pun tahu, berdiri berdampingan cukup lama dengan mengenakan busana pengantin akan meningkatkan temperatur badan. Tapi jangan sampai kulit wajah berminyak plus keringat (terutama di area ketiak) memorakporandakan penampilan istimewa Anda. Sediakan bala bantuan berupa bedak, deodoran, dan handuk kecil sebagai penyelamat penampilan Anda.
7. Banyak rencana, sedikit waktu
Butuh banyak waktu untuk mengabadikan foto anda berdua dan seluruh anggota keluarga, terutama apabila acara pernikahan dilangsungkan di beberapa tempat. Permudah hidup Anda dan berbaik hatilah pada fotografer Anda dengan memberinya cukup waktu. Atur agar foto-foto keluarga didahulukan. Mulai dengan anak-anak kecil dan orang-orang tua. Berikutnya, berfoto dengan para keluarga dan teman. Terakhir (saat para tamu sudah mulai lebih berkonstrasi pada menu prasmanan di meja), sediakan waktu untuk Anda dan suami tercinta berfoto berdua. After all, it is your day!
8. Salah posisi, salah pose
Setelah beberapa foto, mungkin para tamu, Anda dan si dia mulai mati gaya . Pada momen-momen berbahaya seperti inilah penting bahwa fotografer bisa menjaga suasana agar tetap hidup, membuat Anda dan para tamu tetap fokus, fotogenik, dan di atas segalanya, tetap nyaman.
9. Kehilangan momen-momen kecil nan spesial
Ada banyak moment dalam sebuah upacara pernikahan yang bisa diabadikan. Namun seringkali momen-momen sederhana (tapi tak kalah mengharukan) seperti senyum malu-malu si gadis cilik pembawa bunga, air mata bahagia dari sahabat, dan bahkan kerling mesra si dia terlupakan untuk diabadikan oleh fotografer. Oleh sebab itu, hendaknya anda selektif dalam memilih fotografer yang memiliki sensitifitas dalam menangkap momen-momen yang berarti tersebut.
sumbe:http://primayandi.blogspot.com/2010/03/9-sumber-kekacauan-foto-pernikahan.html
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
0 Komentar untuk "9 Sumber Kekacauan Foto Pernikahan"